Ini memang persoalan peletakan moral. Benar yang membayar kita adalah klien atau produsen. Justru karena itu kita harus mengabdi pada konsumen dengan argumentasi: demi sukses pemasaran produsen, tapi produsen melempar ongkosnya juga kepada konsumen. Jadi konsumen-lah yang membayar kita. Jadi, kita dan produsen harus mengabdi kepada konsumen dengan tulus dan penuh cinta.
Problem yang harus kita bedah dalam harmonisasi hubungan produk dengan konsumen adalah bukan pradigma pada tingkat penjualan yang sebenarnya adalah problem klien karena, dengan masuknya kita keproblem klien justru kita terpancing untuk mengacak-acak kebijakan harga, produk atau srategi distribusi. Problem komunikasi, mendamaikan produk/ merk dengan calon konsumen di saat tidak harmonis.
Batasan kelompok masyarakat yang disebut target market dan target audiens:
- Data demografis dan geografis: umur, pendidikan, pekerjaan, status sosial ekonomi.
- Data psikografis: selera, kebiasaan, sikap, impian.
- Aspiratif: aspirasi target audience kepada TM
- Memahami orang lain: Menjadi siapapun di setiap saat.
Metode tahapan kebutuhan menurut Maslow
- Tahap kebutuhan fisik
- Tahap kebutuhan bersama
- Tahap kebutuhan sosial
- Tahap kebutuhan aktualisasi diri
BRAND ESSENCE
Contoh komponen: manfaat, makna, faktor pembeda, alasan untuk percaya, kepribadian.
Saat Klien ada problem marketing kita jangan langsung menembakan pesan klien pada TA tapi sebisa mungkin pesan tersebut kita ramu ( what to say) dan kita sampaikan (
How to say) dengan cara yang kena di hati TA. Semua produsen baik klien kita maupun komputiter memiliki pesan marketing generic yang sama. Jadi kita harus bias mengubah pesan marketing tersebut menjadi pesan komunikasi yang punya makna bagi TA.
Komponen penyampaian pesan sangat tergantung pada kekuatan ide. Ide terbagi menjadi 3 ide kreatif, ide media dan ide aktivasi. Tiga kekuatan ide ini harus mendukung secara sinergis karena dalam brainstorming yang digali adalah ide-ide.
Tone & manner adalah satu gaya pendekatan dalam komunikasi. Ini erat hubungannya dengan kepribadian brand serta memiliki fungsi memperkuat expresi ide. Dalam dunia iklan, masalah konstitusi / konstruktif bukanlah hal asing. Sejak mencerna insight, sudah harus dilakukan pemilah-milahan konstitusi dan konstruksi benak/ hati TA.
Pada bagian terakhir Penulis menceritakan beberapa kasus yang sebenarnya kita anggap sepele namun sangat inspiratif. Ternyata Cinta tidak hanya dimiliki oleh dua insan yang memadu kasih namun sama halnya dengan komunikasi yang perlu kita pahami dengan cinta.
Judul buku : Komunikasi Cinta
Penulis : Djito Kasilo
Terbit : 2008